Kebasaran Soultan di Rokok Bermata Dua

Sabtu, 02 Mei 2009 - - 8 Comments

Selamat datang di Blog ini. Masih maitenance nih, gue lagi nyari2 widget yang pas heuheuheu, kalau mau kembali ke Blog Katropolis Undercover, silahkan klik di sini. Semoga kamu enjoy :)

Koment Pak Kebasaran (On May 2, 2009 7:05 PM), di Postingan : Rokok Bermata Dua (post : 29 April '09)

Menurut aku JONK ..emang serba dilematis tapi kalau pandangan pribadiku " perrokok itu lebih bodoh dari seekor belut " dan didalamnya termasuk aku ( he-he-he ).

Begini ulasannya :

Ada satu kebiasaan buruk atau kebodohan luar biasa yang sampai saat ini masih dipertahankan oleh sebagian masyarakat kita termasuk aku , akan halnya aku setidak-tidaknya sudah tiga kali aku mencoba untuk menghilangkan atau menghentikan kebiasaan tersebut namun memang dasar bodoh ujung-ujungnya gagal maning-gagal maning kata teman dari tegal.

Dalam tulisan ini aku ingin memberi tahu anda semua tentang kebodohan tersebut dan ini jelas-jelas kebodohan yang terang benderang tidak perlu diperdebatkan lagi ditinjau dari sudut manapun juga namun sebelum hal tersebut aku ungkapkan, aku mau berbagi cerita lain terlebih dahulu.

Sewaktu aku kecil ketika masih hidup di kampung, ada suatu teknik menangkap belut yang caranya sedikit unik sebab teknik tersebut memungkinkan si penangkap untuk mendapatkan belut dalam keadaan hidup dengan hasil melebihi cara lain yang konvensional seperti memancing.

Teknik menangkap belut dengan cara ini sangat sederhana sekali. Pertama-tama dibuat dulu perangkap yang bahannya dari kulit bambu yang dipotong-potong sepanjang lebih kurang 80 cm, selanjutnya kulit bambu tersebut dirangkai dengan tali dan satu sisi ujungnya di ikat rapat sementara sisi lainnya dibiarkan terbuka dengan diameter 30 cm dan pada sisi ini dibuat pintu menyerupai kerucut yang bahannya juga dari kulit bambu yang disayat lebih tebal dengan ujung kerucut mengarah kebagian dalam sehingga ujung ini akan terlihat seperti pintu yang menyempit . Selanjutnya kedalam perangkap ini dimasukkan daging atau cacing lalu perangkap tersebut dibenamkan di sawah atau di kolam.

Kami biasanya melakukan ini di sore hari dan esok hari pagi-pagi sekali kami tinggal mengangkatnya dan puluhan belut akan terperangkap didalamnya ...lho kok bisa ?. tentu sebagian kita yang pernah tinggal di kampung sudah tahu jawabnya.

Belut-belut itu tertarik dengan umpan daging atau cacing yang berada dalam perangkap tersebut. Mereka mendekat dan mencari jalan untuk mendapatkan umpan-umpan tersebut, lalu mereka masuk ke dalam perangkap melalui pintu yang berbentuk kerucut dan sebesar apapun badan belut secara otomatis pintu tersebut akan membuka namun setelah sampai di dalam perangkap, sangat mustahil bagi belut-belut tersebut untuk mencari jalan keluar. Begitulah bekerjanya perangkap dan telah bergenerasi orang-orang kampung melakukan nya namun tetap saja belut-belut dengan amat mudah dapat diperdaya.

Waktu kecil aku tertawa-tawa melihat tingkah bodoh belut-belut itu karena selalu terpedaya dengan perangkap yang sama , tapi setelah dewasa tanpa sadar sebenamya aku mungkin sedang menertawakan diriku sendiri. Ya, untuk kebodohan luar biasa yang masih kupertahankan sampai saat ini karena ketidakberdayaanku melawannya, mungkin saja anda akan mengatakan bahwa aku lebih bodoh dari belut-belut itu dan jujur memang begitulah adanya.

Sekarang tentu anda bertanya-tanya , apa sih kebiasaan buruk tersebut ?. dan apa pula hubungannya dengan belut ?. Baiklah sebelum dahi anda berkerut, enerji anda terkuras, aku akan katakan bahwa kebiasaan buruk tersebut adalah ” MEROKOK ”. Merokok ?. lho kok bisa lebih bodoh dari belut ?.

Penjelasannya begini, ongkos yang dibayar oleh belut untuk mendapatkan sesuatu yang dianggapnya ”kenikmatan” satu-satunya adalah hidupnya atau nyawanya, begitu masuk perangkap maka selesai sudah kontraknya di dunia ini karena esok hari mungkin ia digoreng, dipepes atau dijual oleh si penangkap. Sementara mari kita lihat, sekurang-kurangnya seorang perokok untuk mendapatkan yang katanya ”kenikmatan” akan membayar ongkos berikut ini :

1. Secara perlahan tapi pasti, ia akan membayar dengan nyawanya dan untuk ini sudah banyak bukti yang kita lihat.
2. Ia juga akan membayar dengan uangnya baik untuk membeli rokok maupun untuk mengobati penyakit yang diakibatkannya.
3. Ia juga akan membayar dengan tersakitinya orang-orang terdekatnya karena dampak dari perilaku buruk ini.
4. Ia akan membayar dengan kemungkinan terganggunya relasi sosialnya dalam komunitas tertentu ( orang yang tidak merokok ).

Sekarang mari kita berkunjung ke sentra-sentra produksi rokok, persis seperti belut dan perangkap bambu, bergenerasi para saudara-saudara kita terjebak dalam pekerjaan yang sama untuk hanya sekadar bertahan hidup dengan menjadi buruh di pabrik-pabrik rokok sementara para cukong pemilik pabrik tersenyum puas melihat bertambah banyaknya akumulasi harta mereka dan berhasilnya mereka memerangkap saudara-saudara kita dalam ”tawaf” hidup tanpa pilihan ( baca : menjadi buruh ), akan halnya si pengusaha rokok, sesekali mereka mempertontonkan apa yang mereka sebut dengan komitmen sosial ; bea siswa, konser musik, penyelenggaraan turnamen ect. Sebandingkah semua itu dengan bencana dahsyat yang mereka tebarkan ?. Tentu akal sehat akan menjawabnya tidak.

This entry was posted on 08.36 and is filed under Komentar Keren . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

8 komentar:

DewiFatma mengatakan...

heran ya? kalo emang si perokok sama bodohnya sama belut, kok mau ya si Ijonk masih ngerokok aja. Pasti Ijonk doyan makan belut yah? Ih apa hubungannya sih? Au ah, lap.hihihi... Selamat menikmati belut yang lagi merokok, Jonk! *error.mode.on*

adwidas mengatakan...

say no to rokok!!!!!! heeeheee

miwwa mengatakan...

fakta ny, hampir semua orang tau bahaya merokok tapi tetep aj merokok. apa krn rokok itu addictive y? jadi sekali uda nagih gabisa berenti lg gt?

atau mungkin mereka belum merasakan dampak buruk ny secara nyata?

ada cerita,
sebuah keluarga yg terdiri dari ayah ibu dan anak laki-laki mereka; sang ayah dan anak adalah perokok, sedangkan si ibu adalah ibu rumah tangga yg pengertian dan tidak pernah mempermasalahkan kebiasaan buruk anak dan suami ny itu.
pada suatu hari, didapati lah kenyataan bahwa si ibu menderita kanker paru-paru kritis (ntah apa pun nama ny), paru-paru si ibu sudah sangat kotor oleh asap rokok padahal dia tidak merokok. rupany hal ini disebabkan oleh asap rokok yg ikut dihirupny ketika dia bersama suami dan anakny. (ingat, perokok pasive beresiko lebih besar!)
si ibu pun tidak dapat di selamatkan dan meninggal. suami dankny sangat menyesali hal itu, karena gara-gara kebodohan mereka lah si ibu meninggal. sejak saat itu si ayah dan anak berhenti merokok.


nah, dari sini juga dikatakan bahwa merokok itu bisa dihentikan; cuma butuh motivasi dan dorongan yg benar-benar kuat untuk itu.
maka kalian "the smokers", berjuaglah untuk lepas dari belenggu benda itu. ^^

-salam kenal-

Unknown mengatakan...

akhirnya bisa koment. huuuh..ditunggu2 nih mo koment disini. sejak kapan tuh..baru dibuka sekarang ya?

eh, jadi lupa mo koment apa ya? kaburrr aja deh. ..nanti kalo ingat balik lagi. ha ha ha...

Unknown mengatakan...

ikutan lomba repiu ya? kok gak ada yg direpiu?

wiyono mengatakan...

dipagi hariiniaku hanya ingin mengatakan sejujurnya bahwa blog anda in sangat luar biasa, oiya kalau boleh follow blog ku dong..aku juga punya posting tips yang mungkin berguna bagi anda silahkan komentar balik ya


salam kenal dari kami
blogger pemula

Kharianto mengatakan...

Blog barunya keren mas

Awal Sholeh mengatakan...

Ada AWARDS buat sahabat di

http://awalsholeh.blogspot.com/2009/06/award-friendly-awal-sholeh-naik-kelas-2.html

syukuran naik kelas 2